Kamis, 05 Januari 2012

Artikel BABK



NAMA                        : INDAH FITRIANA
KELAS                       : C-3
NIM                            : 090641121
FAKULTAS               : KIP
PROGRAM STUDY : PGSD-SI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON


Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Kita manusia yang tercipta sempurna tanpa kurang suatu apapun.
Syukurilah nikmat yang telah Allah beri padamu.
Kita yang begitu sempurna, mempunyai dua mata yang bisa melihat dengan jelas, dua telinga yang bisa mendengar dengan jelas, mulut untuk bicara, hidung untuk bernafas, tangan dan kaki serta seluruh tubuh yang bisa kita gunakan untuk menjalani kehidupan yang sempurna.
Tapi, kita pun harus ingat kesempurnaan itu hanya milik Allah, karena pada hakikatnya tidak ada manusia yang sempurna.
Tingkat kesempurnaan manusia diukur atas dasar tingkat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Untuk itu sadarilah bahwa manusia di dunia ini sama saja dan tidak dibedakan atas derajat, harta, tahta dan materi serta  kelebihan atau kekurangan yang dimiliki.
Sungguhlah manusia itu hidup untuk saling menyayangi, saling mengasihi, saling menghormati, saling tolong-menolong, saling berbagi untuk kesejahteraan hidupnya.
Kita yang diberi kesempurnaan dari Allah jangan kita sia-siakan nikmat yang diberikan-NYA.
Tengoklah di sekitar kita orang-orang yang punya kekurangan dan tidak sesempurna seperti kita, mereka-mereka yang punya kelainan dan tidak sama seperti kita pada umumnya, mereka yang tak bisa melihat dunia dengan sempurna, pendengarannya tidak sejelas kita, tak bisa berlari, tertawa bahagia, tak bisa melakukan apapun sesuka hati mereka, tapi mereka punya semangat hidup lebih dari kita.
Kita belajar dari kekurangan untuk mencoba menerima kenyataan, belajar bersabar untuk menghadapi suatu ujian, jangan menganggap suatu kekurangan adalah hal yang tidak punya nilai positif, tapi jadikan sebuah kekurangan itu adalah hal yang membuat kita menjadi lebih hebat dari biasanya, atas izin Allah, dengan usaha, dan do’a tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.
Dalam benak mereka-mereka yang tidak sesempurna kita, mereka juga ingin seperti kita, mereka juga punya impian, mereka punya harapan dan cita-cita yang ingin mereka capai.
Namun, kondisi mereka terbatas.
Sebuah kisah yang pernah Ku temui, coba hayati dan renungkan.
Aku ini seseorang yang mengidap penyakit jantung dan komplikasi, tangan dan kakiku cacat akibat kecelakaan yang menimpaku. Didalam kepalaku terdapat kanker, tetapi aku tak pernah menyerah dalam hidupku. Bagiku hidup adalah perjuangan, dimana Aku hidup disitulah Aku berpijak dan harus tetap berjuang untuk mempertahankannya hingga akhir hayatku. Karena tujuan hidupku adalah mencapai khasanah di dunia dan di akhirat.
Aku ingin hidup maju dan bisa sejajar dengan orang-orang yang diciptakan sama seperti Aku.
Aku yang terhinakan oleh orang-orang disekitarku, Aku yang terkucilkan dilingkungan sekitarku, Aku yang merindukan kasih sayang Ortuku, Aku hidup tak punya apa-apa dan tak punya siapa-siapa, yang Aku punya hanya kekurangan dan kelemahan yang menyusahkan orang lain, yang jadi beban bagi orang lain, bahkan Ibuku sendiri, keluargaku.
Selama Aku hidup, Aku tak merasakan kasih sayang mereka, Ayahku meninggal saat Aku masih Usia 2 Tahun, Ibuku meski Beliau adalah Ibu kandungku namun bagaikan Ibu tiriku. Dia selalu memaki Aku, sering memukulku, sering mengurungku. Akupun sejak kecil harus mencari nafkah sendiri untuk Biaya hidup dan Sekolahku, karena aku tidak mau menyerah begitu saja, dan akupun ingin sama seperti teman-temanku. Aku berjualan, membantu tetanggaku, membantu Ibuku siang malam yang berjualan sarapan, baju, es keliling, Akupun setiap hari di Sekolah berjualan es, teman-teman mengejekku, karena Akupun tergolong anak yang kecil dan pendek karena perkembanganku tidak normal, tanganku pun bengkok, Aku sering terlambat ke Sekolah karena membantu Ibu dan menyiapkan jualan yang ingin Aku bawa, dimarahi Guru setiap hari, bahkan dipukul, dihukum. Namun itu tak membuatku surut, tidak ada kata lelah atau letih dalam kehidupan yang Aku jalani.
Aku jatuh dan bangun demi sebuah cita-cita yang ingin Aku raih, Aku sering jatuh pingsan, tak sadarkan diri bahkan mendekati ajalku. Namun semua itu tak kunjung membuatku patah semangat, sering Ibuku berkata padaku,”Kamu itu anak pembawa sial, kamu itu kerjanya sakit-sakitan saja, kenapa kamu tu ga sekalian mati saja”. Ngiris hatiku mendengar kata-kata itu, Aku selalu mensyukuri apa yang Allah beri padaku, meski aku punya banyak kekurangan dan tak sempurna seperti orang lain, tapi ini adalah tanda Allah sayang padaku. Kenapa sampai hati Ibu berkata begitu, bila memang itu yang kau harap Bu, bunuhlah aku sekarang, Aku akan bahagia, ikhlas dan rela dengan senang hati bila itu membuat Ibu bahagia. Itu yang Aku ucapkan. Aku tak sanggup berobat, hingga penyakitku makin parah, kakiku pincang, dan tanganku yang bengkok sering mati rasa serta dikepalaku pun aku tak tau apa isinya hingga kanker itu semakin menjalar dan sering membuatku tak sadarkan diri. Namun, Aku tetap bekerja dan melanjutkan sekolah hingga Aku bisa meraih cita-citaku, dan harapanku. Aku ingin dihargai orang lain, Aku ingin Diakui Ibuku dan disayangi beliau di sisa waktuku.
Aku sadari, teganya Ibuku, tak mengurusku, tak peduli padaku, bahkan berkata begitu pada Aku anak yang dikandung 9 Bulan lamanya di rahimnya, dan dilahirkan dengan susah payah, namun tak sedikitpun rasa benci yang menyeruak, Beliau tetap Ibuku yang amat Aku cintai.
Tak musnah harapanku untuk hidup lebih lama, meski dokter mengatakan hidupku tak lama lagi.

Aku bisa hidup sampai saat ini, Aku tak peduli apa vonis dokter padaku, yang Aku tahu, Aku pasrahkan semua pada Allah dan Aku yakin akan bisa mencapai harapan dan cita-citaku.
Untuk kawan-kawanku, dari kisah diatas kita bisa melihat perjuangan kawan kita tanpa kenal lelah, meski tak disayang Orang tua, tapi jangan pernah membencinya, punya semangat hidup tinggi hingga mengalahkan kelemahan dan kekurangannya, mengalahkan penyakit yang dideritanya. Semangat untuk tetap hidup meski tak ada orang yang mengulurkan tangan untuknya, meski dia harus bangkit sendiri tanpa ada penopang yang menyanggahnya, meski dunia mengucilkannya, meski tak ada yang menghargainya, ingat derajat manusia didunia ini tidak ada yang tahu, bagaimana kita nanti, jadi apa kita nanti, akan seperti apa kita nanti, semua itu Allah yang menentukan. Betapa sabar dia, betapa tegar dia, betapa kuat dia, apa kita bisa seperti dia, tidak pernah membenci meski sering disakiti, bahkan oleh Ibunda tercinta.
Di dunia ini tidak ada hal yang tidak mungkin atas izin Allah, bila Allah menghendaki Kun Fayakun ( Jadi, maka jadilah Ia ).
Apa yang jadi kekurangan dan kelemahan kita, terkadang bisa menjadi hal membuat kita lebih hebat dari yang lain. Jangan pernah menyerah dalam menghadapi hidup, hidup itu hanya sebuah ujian, untuk melatih kesabaran, ketegaran, ketabahan, semakin banyak ujian dan coba’an itu yang membuat kita semakin sabar dan kuat.
Jangan pernah menyerah menghadapi coba’an hidup, semua ada hikmahnya.
Ingatlah wahai manusia, di dunia ini semua hanya titipan, tidak ada yang sempurna di dunia karena sempurna hanya milik Allah SWT.Amien.
Mudah-mudahan apa yang Saya Tulis bisa menjadi motivasi kita untuk menjalani hidup dengan belajar dari sebuah kisah kawan kita. Dan mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua,amien,amien Ya Allah Ya Robbal ‘alamien
Tetap semangat sahabat-sahabatku, jangan merasa kecil hati, merasa kecilah kita dihadapan Allah, tapi dihadapan manusia, buktikan kita bisa, kita mampu, Karena kita semua sama saja.
Salam untuk sahabat-sahabatku diseluruh dunia, salam penuh semangat dan do’a.
Manusia, adakala kita merasa sedih dan sengsara
Namun tak selamanya yang kita dapati selalu nelangsa
Ada setitik pencerahan dibalik perjuangan yang kita alami
Tak semua sia-sia kita jalani
Sebuah nafsu, emosi, bercampur kegalauan yang sering merambati
Semuanya ada hikmah yang patut kita syukuri
Oh Tuhan…terkadang hidup terasa berat Ku jalani
Asaku selalu digeluti dengan emosi dan sesuatu yang tak pasti
Berilah kekuatan pada kami yang ingin meraih mimpi
Kuatkan dengan segala kekurangan yang kami miliki
Sirnakan kerapuhan hati kami
Bimbing kami dalam mencapai harapan kami
Karena Aku yakin semua akan menjadi pasti
Tanpa ada kata Aku harus mati demi sesuatu yang menyakiti
Billahi Taufik Walhidayah
Wassalamuaikum.Wr. Wb